Cahaya Naluri

Allah Is Enough For Me ^-^

Blogroll

Salam Persaudaraan seiman

Minggu, 16 September 2012

IPTEK........^_^



            
 “SI PENEMU SIRKULASI PERNAFASAN PERTAMA”
Tentu sobat Bidik tahu semua orang pasti bernafas. Hanya satu orang yang tidak bernafas yaitu orang mati (hehehe, anak kecil juga tahu….). Tapi, tahukah kita bagaimana proses pernafasan itu terjadi? Tentu tidak sesederhana seperti yang kita lihat saat orang menghirup udara. Sistemnya sangat kompleks dan rumit. Tidak semua orang mampu menjelaskannya dengan tepat, bahkan hingga abad ke-16.
Sobat Bidik harus tahu nie…
Jauh sebelum orang Eropa rebut tentang system pernafasan, dunia Arab telah menerangkan system pernafasan manusia melalui salah seorang ilmuwannya yang bernama Ibn Al Nafis. Secara tepat, Ibn Al Nafis menerangkan perjalanan udara di dalam paru-paru dan jantung manusia. Hal ini diakui oleh fisikiawan Mesir, Dr Muhyo Al-Deen Altawi, yang berhasil menemukan sebuah tulisan berjudul Comentary on The Anatomy of Canon  of Avicenna di perpustakaan Nasional Prusssia, Berlin (Jerman). Tulisan itu, menjadi bukti bisu bahwa umat Islam-lah yang sebenarnya menerangkan tentang system pernafasan manusia pertama kali, bukan Barat.

Comentary on The Anatomy of Canon  of Avicenna Membantah

Sobat Bidik penasaran kan isi buku Ibn Nafis yang menggemparkan dunia itu…?? Ok deh, kalo begitu. Simak baik-baik yah…!! Kita akan membahasnya sedikit.
Menurut penjelasan yang bersumber dari Republika Online, karya Ibn Nafis ini dikategorikan dalam kategori diktat. Diktat ini berisi tentang topik-topik anatomi patologi dan fisiologi yang diterangkan secara detail. Salah satu bagian yang monumental dari topik-topik tersebut adalah deskripsi tentang sirkulasi paru-paru. Kenapa dianggap monumental?? Yup, karena deskripsi ini adalah deskripsi pertama dunia mengenai sirkulasi paru-paru.
Comentary on The Anatomy of Canon  of Avicenna menjadi karya “pembantah” teori Galen yang dipegang Barat hingga Abad ke -16. Karya ini menjelaskan bahwa konsep yang diungkapkan oleh Galen pada Abad ke-2 adalah salah dan tidak rasional. Melalui karyaa ini, Ibn Al-Nafis mengemukakan bahwa tidak ada “lorong rahasia” antaraa dua bilik jantung seperti yang diungkapkan Galen. Ia juga membantah adanya pori-pori yang tidak terlihat di cardiac septum seperti pernyataan Galen. Secara lebih rinci, Al-Nafis menjelaskannya,”…Daraah dari kamar kanan jantung harus menuju kebagian kiri jantung, namun tak ada bagian apapun yang menjembatangi kedua bilik itu. Sekat tipis paadaa jaantung tidak berlubang dan tidak berpori-pori, seperti yang difikirkan Galen. Darah dari Bilik kanan harus melewati vena arteriosa (arteri paru-paru) menuju paru-paru, menyebar, berbaur dengan udara, lalu manuju arteia venosa (vena paru-paru)dan menuju bilik kiri jantung, dan bentuk ini merupakan spirit vital.
Al-Nafis juga membantah bahwa ada nutrisi bagi jantung seperti yang diungkapkan oleh Avicenna. Ia tidak setuju dengan pernyataan Avicenna yang meyakini makanan jantung diekstrak dari pembuluh kecil dan didor ong ke dinding. Ia berkomentar,    “…berbeda dengan pernyataannya (Avicenna-red) bahwa darah pada bagian kanan untuk memberi makanan jantung adalah tidak benar sama sekali.”
Akhirnya Barat Mengakui….
Sobat Bidik, Islam itu memang gudangnya Ilmu. Sekali lagi, Al-Nafis menjadi bukti kali dunia Islam itu lebih dulu maju daripada Barat. Bayangin aja, teori-teori Al Nafis yang sudah kondang pada abad ke -13, baru diimani oleh Eropa setelah Andrea Alago dari Belluno menerjemahkan karya Al Nafis itu dalam bahasa latin pada tahun 1547. Pada sebelumnya mereka sangat anti dengan teori-teori yang mirip dengan pendapat Al-Nafis tentang sirkulasi paru-paru. Sarvetus yang terkesan menjiplak Al Nafis pun harus dieksekusi oleh Gereja kerena dianggap menyimpang bersama karyanya.
Tapi kebenaran memang tak pernah bisa dihapus kok. Meskipun Sarvetus dibakar, ilmuan Barat lain juga mengikuti jejaknya menerangkan teor sirkulasi paru-paru ala Al Nafis. Dia adalah Andreas Vesalius yang terkenal dengan buku berjudul De Fabrica.
Selain sarvetus dan Andreas Vesalius, masih ada dua ilmuan kondang yang melanjutkan penilitian tentang sirkulasi pernafasan dua ilmuan itu adalah Realdus Colombo dan William Harvey. Akhirnya, kita pun semakin yakin bahwa barat pernah menjadi pengekor umat islam dalam bidang ilmu pengetahuan. Lupakah kita ketika sepertiga dua mampu kita kuasai dengan kalimat gema Lailahaillah Muhammad Rosululloh? Tentu kita masih bias merebut kerjayaan itu. Nah, sobat Bidik dan semua ummat islam harus semakin giat menuntut  ilmu dengan niat yanglurus mengembalikan kejayaan ummat islam.
Sumber:
Repbulika online dan Elfata edisi 02 Vol.09




0 komentar:

Posting Komentar