Cahaya Naluri

Allah Is Enough For Me ^-^

Blogroll

Salam Persaudaraan seiman

Minggu, 16 September 2012

…BERAMAL DENGAN ILMU…


BERAMAL DENGAN ILMU....
Ilmu adalah sesuatu yang teram
at dekat demgan kita.. apakah kita menyadari dan merasakan keberadaannya??Nah….sudahkah kita mengamalkan ilmu yang kita miliki??? Tentu jawabannya hanya kita yang tahu kan???
Ilmu yang telah kita miliki bisa diibaratkan dengan sebuah pisau yang kita beli, jika pisau yang kita beli ituselalu dipakia dan rajin diasah maka akan tetap tajam dipakai, tapi jika diabaikan begitu saja dan jarang diapaki maka pisau itu akan tumpul dan berkarat sehingga tidak bisa digunakan lagi.. Itulah ibarat ilmu, semakin sering kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, niscaya ilmu itu akan tetap diingat dan melekat dalam ingatan.
Ukhtifillah, ingat yah…
Sudah selayaknya seorang penuntut ilmu antusias untuk mengamalkan ilmu yang telah didapatkannya, sebagaimana antusias dia dalam mencari tambahan ilmu baru. Karena tujuan pokok menuntut ilmu adalah untuk diamalkan. Mengamalkan ilmu juga menjadi pertanda atas nikmat Allah berupa ilmu, yang dengannya Allah akan menambahkan ilmu sebagai ziyadah (tambahan) nikmat atasnya, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu,” (QS. Ibrahim: 7).
Maka barangsiapa yang mensyukuri nikmat ilmu dengan amal, niscaya Allah akan menambah nikmat berupa ilmu. Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdul Wahid bin Zaid,  “Barangsiapa yang mengamalkan ilmunya, maka Allah akan membuka baginya ilmu yang belum diketahui sebelumnya.”.. Subhanallah kan….!?!
Ukhtifillah, tahu enggak?
Jika  kita merasa sulit untuk menjaga ilmu yang pernah kita ketahui, atau menambah ilmu yang kita ingini, sepantasnya kita banyak, adakah kita telah mengamalkan ilmu yang telah kita ketahui? Karena hakikat ilmumu itu seperti yang dikatakan oleh Ibrahim bin Adham, “Ilmu selalu memanggil/mengundang amal, jika dipenuhi panggilannya akan ikut, namun jika tidak ilmu akan pergi.”

Orang yang hanya sibuk mencari ilmu namun tidak berusaha mengamalkannya, seperti orang yang mencari uang namun ia tidak mampu membelanjakannya, lalu apa gunanya dia mencari uang?
Abdullah bin Mubarak berkata, “Orang yang berakal adalah, seseorang yang tidak melulu berpikir untuk menambah ilmu, sebelum dia berusaha mengamalkan apa yang telah dia miliki, Maka dia menuntut ilmu untuk diamalkan, karena ilmu dicari untuk diamalkan.”
Tentu saja penekanan beliau adalah motivasi untuk mengamalkan ilmu yang telah dimiliki, bukan mengerem atau menjatuhkan semangat untuk menambah ilmu. Bagaimanapun, kita tetap harus senantiasa menuntut ilmu dan terus berusaha mengamalkan ilmu. Tidak dibenarkan juga seseorang yang tidak sudi menuntut ilmu dengan alasan takut akan tuntutannya. Karena berarti dari awal dia sudah tidak memiliki niat untuk mengamalkan ilmu. Akhirnya ia menjadi orang yang bodoh dari ilmu dan kosong dari amal.
Ukhtifillah, jangan salah yah…
Ada Kesesuaian Antara Ilmu dan Amal para Salaf
Para ulama memandang, seseorang tidak dikatakan alim (orang yang berilmu) kecuali setelah mengamlkan ilmu yang dimilikinya
. “Innamal ‘aalim, man ‘amila bimaa ‘alim.”
Imam asy-Sya’bi juga berpendapat bahwa orang yang faqih adalah orang yang benar-benar menjauhi segala yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan alim adalah orang yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Jika kita menengok para ulama salaf dan para Imam yang bertabur ilmu, akan kita dapatkan bahwa mereka bukan sekedar ahli ilmu, tapi juga ahli ibadah. Bukan sekedar ibadah yang wajib dan yang tampak, tapi juga ibadah yang sunnah dan yang tersembunyi. Sudahkah kita layak untuk menyandang sebagai penuntut ilmu? Wallahul muwaffiq.
(Abu Umar Abdillah, Majalah ar-Risalah No. 99/Vol.IX/3/Ramadhan-Syawal, September2009)

0 komentar:

Posting Komentar